Provinsi
Kepulauan Riau merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota
Tanjung Pinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun,
Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
Terbentuknya provinsi ini berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun
2002.
Sekarang, Kota Tanjung Pinang merupakan pusat kebudayaan Melayu, karena
hingga saat ini melayu masih kental dalam kehidupan sehari-hari
masyarakatnya. Seperti Gurindam 12 yang diciptakan oleh Raja Ali Haji
mengangakt citra negeri ini bahkan tersohor keseluruh negeri. Begitu
juga dengan julukan “kota gurindam negeri pantun” yang hingga saat ini
masyarakatnya tidak pernah lupa akan sejarah dan budaya Melayu. Provinsi
ini juga kaya akan keanekaragaman budayanya, seperti apa? Mari kita
mengenal rumah adat, tarian tradisional, dan lain sebagainya pada
bahasan kali ini.
1. Rumah Adat
Kepulauan Riau memang sangat kaya dengan keragaman seni dan budayanya,
seperti halnya keragaman bentuk dari rumah adat. Salah satu bentuk rumah
tradisional masyarakat Kepulauan Riau adalah Limas Potong. Jenis rumah
adat melayu yang lain adalah rumah tradisional Belah Bubung. Lain halnya
rumah adat di provinsi Riau daratan, rumah tradisionalnya yaitu Rumah
Lontik dan Rumah Salaso Jatuh Kembar.
Rumah Limas Potong |
Rumah Limas Potong berbentuk rumah panggung, sebagaimana rumah
tradisional di Sumatra pada umumnya. Tingginya sekitar 1,5 meter dari
atas permukaan tanah. Dinding rumah dibuat dari susunan papan warna
coklat, sementara atapnya berupa seng warna merah. Kusen pintu, jendela
serta pilar anjungan depan rumah dicat minyak warna putih.
Rumah Belah Bubung |
Adapun rumah adat Kepulauan Riau lainnya yaitu Belah Bubung. Dikenal
dengan sebutan rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Nama rumah Belah
Bubung diberikan oleh orang Melayu karena bentuk atapnya terbelah.
Disebut rumah Rabung karena atapnya mengunakan perabung. Sedangkan nama
rumah Bubung Melayu diberikan oleh orang-orang asing, khususnya Cina dan
Belanda, karena bentuknya berbeda dengan rumah asal mereka, yaitu
berupa rumah Kelenting dan Limas.
2. Seni Tari
Daerah Riau atau secara administratif disebut Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dari mulai sastra, musik, dan tari. Salah satu dari kekayaan Kepri ialah Tari Melemang dan Tari Tandak.
Daerah Riau atau secara administratif disebut Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dari mulai sastra, musik, dan tari. Salah satu dari kekayaan Kepri ialah Tari Melemang dan Tari Tandak.
-Tari Melemang
Memperkenalkan kepada anda salah satu tarian tradisional dari Kepulauan
Riau yakni Tari Melemang. Menurut sejarahnya tari Melemang berasal dari
Tanjung Pisau Negeri Bentan Penaga, kecamatan Bintan. Tarian ini pertama
kali dimainkan sekitar abad ke-12. Ketika itu, tari Melemang hanya
dimainkan di istana Kerajaan Melayu Bentan yang pusatnya berada dibukit
batu, Bintan. Tarian ini hanya dipersembahkan bagi Raja ketika sang Raja
sedang beristirahat, karena merupakan istana yang ditarikan oleh para
dayang kerajaan. Namun setelah kerajaan Bentan mengalami keruntuhan tari
Melemang berubah menjadi tarian hiburan rakyat.
Tari Melemang |
Tari melemang biasanya dimainkan oleh 14 penari, diantaranya seorang
pemain berperan sebagai Raja, seorang berperan sebagai permaisuri,
seorang berperan sebagai puteri, empat orang sebagai pemusik, seorang
sebagai penyanyi serta enam orang sebagai penari, mereka menggunakan
kostum bergaya melayu sesuai dengan perannya.
- Tari Tandak
Tarian tandak ini merupakan tarian dengan mengkombinasikan nyanyian. Bentuk tariannya berupa pantun yang saling bertimbal-balik antara kelompok pria dan wanita. Lagu atau pantun pada tarian ini berisi tentang hal-hal yang ada di bumi atau mengenai kehidupan sehari-hari manusia. Tari tandak adalah tarian pergaulan yang sangat digemari atau disukai di daerah Riau. Tari ini merupakan gabungan antara seni tari dan sastra, biasanya dipertunjukan pada malam hari.
- Tari Tandak
Tarian tandak ini merupakan tarian dengan mengkombinasikan nyanyian. Bentuk tariannya berupa pantun yang saling bertimbal-balik antara kelompok pria dan wanita. Lagu atau pantun pada tarian ini berisi tentang hal-hal yang ada di bumi atau mengenai kehidupan sehari-hari manusia. Tari tandak adalah tarian pergaulan yang sangat digemari atau disukai di daerah Riau. Tari ini merupakan gabungan antara seni tari dan sastra, biasanya dipertunjukan pada malam hari.
Tari Tandak |
Tarian ini bertujuan agar pemuda dan pemudi mempunyai kesempatan untuk
bertemu. Pertemuan itu kadang-kadang berakhir pada jatuh cinta. Tari
Tandak menjadi media silaturahmi tempat bertemunya antara pemuda dan
pemudi antar kampung.Banyak pasangan suami istri yang bermula dari
pertemuan acara tari Tandak ini namun ada pula yang kisah cintanya tidak
direstui pihak keluarga.
Tarian ini juga melambangkan ikatan ikatan yang terjalin antara
teman-teman yang berlainan kampung. serta menciptakan rasa aman antar
kampung. Dalam tarian ini, semua peserta bebas memilih pasangan. Karena
tarian ini merupaka hiburan sekaligus silaturahmi, acara ini banyak
dihadiri oleh warga, dari anak kecil hingga orang dewasa. Secara rutin
acara tari tandak ini dilaksanakan setiap bulan Juli-Oktober setiap
tahunnya, di mana pada bulan-bulan tersebut para petani usai
melaksanakan panen.
3. Senjata Khas Kepulauan Riau
1.Tumbuk Lada (Badik Tumbuk)
Tumbuk Lada merupakan sejenis senjata tradisional dari daerah Kepulauan Riau yang digunakan para panglima perang dalam pertempuran. Selain itu, Tumbuk Lada atau disebut Badik Tumbuk ini pada zaman dulu juga menjadi salah satu kelengkapan pakaian adat selain keris di Kepulauan Riau, Deli, Siak dan Semenanjung Tanah Melayu. Panjang pedang ini mencapai satu meter. Pada pangkal sarung Tumbuk Lada terdapat bonjolan bundar yang selalunya dihias dengan ukiran yang dipahat. Sarung senjata ini selalunya dilapis dengan kepingan perak yang diukir dengan pola-pola rumit.Panjang bilah tumbuk lada sekitar 27 cm hingga 29 cm. Lebar bilahnya sekitar 3.5 cm hingga 4 cm. Dari tengah bilah sampai ke pangkalnya terdapat alur yang dalam.
Tumbuk Lada digunakan secara menikam, mengiris dan menusuk dalam
pertempuran jarak dekat. Ia boleh dipegang dengan dua jenis genggaman
yaitu dengan mata keatas ataupun mata ke bawah. Senjata lainnya adalah
kelewang, digunakan prajurit tempo dulu.
4. Pakaian Adat Khas Kepri
Pria:
Pria:
Pakaian pria yang digunakan pria disebut baju teluk belanga. Baju ini
dipadankan dengan celana panjang yang disuji. Sehelai kain diikatkan
ditengah badan hamper menyentuh lutut. Bagian kepala ditutup dengan
destar atau tanjak. Pada hari pernikahan pengantin pria memakai jubah
yang dilengkapi celana panjang, kain selempang dan ikat pinggang.
Pengantin ini memakai tutup kepala yg disebut ketu.
Wanita:
Wanita memakai atasan berupa baju kurung dan kain selempang yang telah
disuji. Bawahannya adalah kain songket dengan motif yang cantik. Pakaian
ini dilengkapi dengan perhiasan berupa anting, gelang dan cincin.
Pakaian pengantin dilengkapi baju telepuk dan kain cual. Sanggul kepala
dihiasi tusuk cempaka emas dan penutup dahi atau pasiani. Perhiasan lain
yang biasa digunakan adalah pending gelang dan cincin terbuat dari
emas.
5. Makanan Khas Provinsi Kepri
Makanan khas masyarakat di Kepulauan
Riau adalah Siput laut. Warga setempat menyebutnya sebagai gonggong.
Hewan laut ini banyak terdapat di Desa Lobam, Tanjung Uban, Pulau
Bintan, Kepulauan Riau.
6. Lagu Daerah:
Lagu Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Lagu Joget, Lagu
Zapin, Musik Silat, Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak
Yong, Musik Mendu, Musik Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik
Barongsai dan lain sebagainya.
7. Suku: Melayu, Bugis, Jawa, Arab, Tionghoa, Padang, Batak,Sunda dan Flores.
8. Bahasa: Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu.
8. Bahasa: Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu.