Pages

Kamis, 05 Maret 2015

PUDING STARWBERRY

Resep Strawberry Cone Pudding
Strawberry Cone Pudding


Bahan :
1 bks pudding susu strawberry siap pakai
450 ml air
2 sdm maizena
cone ice cream
strawberry untuk hiasan
permen kapas

Saus :
1 bks vla cokelat siap pakai
200 ml air panas

Cara Pengolahan :
  1. Campurkan pudding susu strawberry, air dan maizena. Masak hingga mendidih dan mengental. Cetak dan dinginkan hingga mengeras.
  2. Tuang vla cokelat siap pakai dengan air panas sambil diaduk hingga larut dan mengental.
  3. Keruk pudding strawberry dengan sendok, masukkan dalam cone ice cream. Beri vla di bagian atas. Hias dengan strawberry dan permen kapas.

PUDING COKELAT ALPUKAT

Puding Cokelat Alpukat

Kali ini kami ingin mengulas tentang menu puding spesial, nah Puding Cokelat Alpukat ini pasti menjadi menu puding favorit keluarga Anda. Dengan rasa alpukat yang sangat khas menjadikan menu puding ini makin istimewa. Penasaran bagaimana rasanya ? Yuk kita lihat bahan apa saja yang dibutuhkan.

Bahan Puding I : 
300 ml susu cair
125 g gula pasir
1 bks agar-agar bubuk warna putih
1 sdt garam
300 g alpukat, blender halus
2 tetes pewarna hijau

Bahan Puding II : 
400 ml susu cair
50 g cokelat bubuk
125 g gula pasir
1 bks agar-agar bubuk warna putih
1 sdt garam

Cara Pengolahan :

  1. Puding I: Campur susu cair, gula pasir, agar-agar bubuk, dan garam. Rebus sambil diaduk hingga mendidih. Masukkan alpukat dan pewarna hijau, aduk hingga mendidih kembali. Angkat. Tuang 25 ml adonan ke cetakan bervolume 150 ml. Sisihkan.
  2. Puding II:  Campur rata semua bahan. Rebus sambil diaduk hingga mendidih. Angkat.
  3. Tuang 25 ml puding II  ke puding I. Ulangi sampai adonan puding habis.
  4. Diamkan hingga puding mengeras. Setelah mengeras, simpan di kulkas hingga sesaat akan disajikan.

RAMEN LEZAT

Setelah ramen masuk, jangan dimasak terlalu lama agar tidak lembek.

Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
100 gram ramen 
2 siung bawang putih, cincang kasar
1/2 buah bawang bombay, iris panjang
150 gram udang kupas, sisakan ekor dan belah punggungnya
100 gram brokoli 
50 gram kacang polong 
1 1/2 sendok makan kecap ikan 
1 sendok teh kecap manis 
1/2 sendok teh kaldu ayam bubuk 
1/2 sendok teh garam 
1/4 sendok teh merica bubuk 
1/2 sendok teh gula pasir 
400 ml air 
1 batang daun bawang, iris miring
1 sendok makan tepung sagu dan 1 sendok makan air, larutkan untuk pengental
1 butir telur, kocok lepas
1 sendok makan minyak untuk menumis 

Cara Pengolahan :
  1. Rebus ramen dalam air mendidih. Tiriskan.
  2. Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum. Masukkan udang. Aduk sampai berubah warna.
  3. Tambahkan brokoli dan kacang polong. Aduk rata.
  4. Masukkan kecap ikan, kecap manis, kaldu ayam bubuk, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata.
  5. Tuang air. Didihkan. Tambahkan daun bawang. Aduk rata.
  6. Masukkan ramen. Kentalkan dengan larutan tepung sagu. Masak sampai meletup-letup.
  7. Tambahkan telur kocok sedikit-sedikit sambil diaduk sampai berserabut.

PANCAKE KEJU SUSU

Cara Membuat Pancake Keju Susu

Buat anda yang sering membawakan bekal sekolah untuk buah hati kesayangan, makanan ini sangat cocok sekali. Selain disukai oleh anak - anak, makanan ini juga memiliki bentuk yang lucu dan tentunya memiliki nilai gizi yang cukup. Kali ini kita akan membuat Pancake Keju Susu, sangat sederhana namun memiliki paduan rasa yang cocok antara susu dan keju. Selain untuk bekal, pancake ini juga bisa menjadi sajian sarapan untuk si buah hati, Simak bahan dan cara pembuatannya berikut ini.

Bahan - Bahan :
200 gram tepung terigu protein sedang
½ sendok makan baking powder
¼ sendok teh garam
2 kuning telur, dikocok lepas
150 ml susu cair
30 gram margarin, dilelehkan
2 putih telur
50 gram gula pasir
¼ sendok teh pasta cokelat

Bahan Pelengkap :
100 gram keju cheddar parut
50 gram susu kental manis

Cara Pembuatan :
  1. Ayak tepung terigu, baking powder, dan garam lalu sisihkan.
  2. Campur kuning telur dan susu cair sampai rata. 
  3. Tuang ke dalam campuran tepung terigu sambil dikocok perlahan. 
  4. Masukkan margarin leleh sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan.
  5. Kocok putih telur hingga setengah mengembang. 
  6. Tambahkan gula pasir sedikit demi sedikit hingga mengembang.
  7. Masukkan sedikit demi sedikit ke dalam adonan tepung sambil diaduk perlahan.
  8. Ambil sedikit adonan, tambahkan pasta cokelat dan aduk rata. 
  9. Masukkan ke dalam plastik segitiga.
  10. Buat gambar dengan adonan cokelat di atas wajan datar. 
  11. Tuang satu sendok sayur kecil adonan putih di atas adonan cokelat bergambar. 
  12. Biarkan asal berkulit. 
  13. Balik dan biarkan sampai matang.
  14. Taburkan keju di sisi yang tidak bergambar. 
  15. Beri susu kental manis di atasnya. 
  16. Tutup dengan pancake lainnya.

BLACK FOREST CREAM CAKE

Cara Membuat Black Forest Cream Cake

Black Forest Cream Cake merupakan kue keju berlapis dengan isian cherry serta cokelat. Makanan ini cocok sebagai penutup makan malam anda bersama keluarga, selain rasa yang lezat, cake ini memiliki penampilan yang menarik jika dihidangkan. Sudah ingin sekali membuatnya? Yuk simak bahan dan cara pembuatan Black Forest Cheese Cake ini.

Bahan Alas :
100 gram biskuit cokelat tanpa krim haluskan
60 gram mentega tawar lelehkan

Bahan Cheese Cake :
200 gram dark cherry kaleng belah dua
400 gram cream cheese lembutkan
50 gram gula tepung
150 gram dark cooking chocolate lelehkan
100 gram telur
1 sendok makan tepung maizena
1 sendok makan cokelat bubuk

Bahan Hiasan :
Krim kocok
Cokelat masak beku (diserut)

Cara Pengolahan :
Untuk alas :
  1. Aduk bahan alas sampai bergumpal.
  2. Pipihkan di ring bulat diameter 20 cm yang di alas kertas roti tebal 1/2 cm. 
  3. Dinginkan 15 menit dalam freezer.

Untuk Cheese Cake :
  1. Kocok cream cheese dan gula tepung sampai lembut. 
  2. Masukkan cokelat masak beku yang sudah dilelehkan, kemudian kocok rata.
  3. Tambahkan telur, kocok rata. 
  4. Masukkan tepung maizena dan cokelat bubuk sambil diayak dan dikocok perlahan.
  5. Masukkan dark cherry, aduk rata. 
  6. Tuang di atas alas.
  7. Oven 45 menit dengan suhu 160 derajat Celsius sampai matang. 
  8. Dinginkan 3 jam dalam freezer. 
  9. Keluarkan dari loyang.
  10. Hias dengan krim kocok dan cokelat serut.
Sebagai informasi tambahan, dalam sepotong Black Forest Cream Cake ini terkandung 539 kalori yang terdiri dari 24 gr lemak (10 gr lemak jenuh), 96 mg kolesterol, 354 mg sodium, 73 gr karbohidrat, 1 gr serat, dan 8 gr protein.


STRAWBERRY CHEESE CAKE


Strawberry Cheese Cake Special

Strawberry Cheese Cake Special adalah resep sederhana, cepat dan benar-benar yummy. Ini merupakan favorit seluruh keluarga. Strawberry Cheese Cake Special kami memiliki rasa yang sangat manis ditiap gigitannya.

Bahan A :
300 gr bolu moka siap pakai, hancurkan
100 gr mentega cair
50 ml susu kental manis

Bahan B :
90 gr gula
500 gr cream cheese
100 gr selai strawberry
3 sdm susu cair
1 sdm gelatine bubuk
3 sdm air
3 sdm kirsch
300 gr whipped cream
200 gr ceri hitam kalengan
butter cream ( hiasan )\
cokelat ( hiasan )

Cara Pengolahan :
  1. Aduk rata bahan A, masukkan ke loyang bongkar pasang, tekan - tekan hingga padat, masukkan ke dalam lemari es.
  2. Kocok gula dan cream cheese hingga lembut, campur selai dan susu cair hingga rata.
  3. Panaskan gelatin dan air hingga gelatin larut.
  4. Masukkan selai dan gelatin ke dalam cream cheese, kocok rata, masukkan kirsch dan whipped cream, aduk rata.
  5. Susun ceri hitan diatas bahan A, tuang adonan bahan B, masukkan ke dalam lemari es, bekukan.
  6. Keluarkan dari loyang, hias cake dengan butter cream dan cokelat. Sajikan.

SAMBAL NYONYOR

Para penikmat sambal pasti tak puas bila makan tanpa dilengkapi dengan sambal. Mencocolkan tempe goreng pada sambal trasi atau sambal bawang pasti akan menambah kenikmatan selama bersantap. Pernahkah Anda mendengar sambal nyonyor? Sambal ini diracik khusus dari hasil riset yang cukup lama. Kurang lebih selama 1 tahun dengan menggunakan bahan alami. Pembuatnya, Made Wartana dari Balilah yang membuatnya, Made menghindari penggunaan zat-zat berbahan berbahaya dalam setiap menu di warung makannya.
warung sambal nyonyor
warung sambal NYONYOR
Rumah makan Made Wartana buka pertama kali pada 21 April 2014. Rumah makan Made Wartana mengunggulkan menu makan Ayam Bakar Nyonyor. Akan tetapi tak hanya itu, rumah makan Ayam Bakar Nyonyor milik Made Wartana juga menyajikan menu lainnya yang layak untuk Anda coba, ada ikan bakar dan ayam goreng kremes.
Rumah makan Made Wartana buka setiap hari mulai Pukul 09.00 sampai Pukul 21.00 WITA. Rumah makan Made Wartana memiliki kapasitas 100 orang, selain melayani makan di tempat, rumah makan Made Wartana juga melayani catering dan delivery service tanpa minimal order dan tanpa biaya tambahan untuk jarak-jarak tertentu. Bagus kan? Pelayanannya maksimal dan ramah terhadap kantong Anda.
Ayam bakar
Ayam bakar ayambakarsambalnyonyor
Untuk mempromosikan rumah makannya, Made Wartana bahkan sering melakukan bazar. Bagi Made Wartana, bazar merupakan salah satu target Made Wartana karena kegiatan ] sekolah dan lain-lain sering menggali dana dengan bazar. Oleh karena itu, Made Wartana membagi rejeki kepada masyarakat. Bazar yang dilakukan oleh Made Wartana dilakukan dengan pelayanan cepat, penyajian makanan tradisional yang sehat dan terasa enak, dengan bazar, maka rumah makan Made Wartana menjadi semakin terkenal, terutama menu makan yang istimewa yakni sambal nyonyor dan ayam bakar nyonyornya.
Rumah makan Made Wartana berada di kawasan strategis PB Sudirman No 4B. Berada tepat di seberang kampus Fakultas Ekonomi, Denpasar. Untuk mencapai rumah Made Wartana melalui Jl. Jend. Sudirman ke Jl. Ir Ida Bagus Oka di Dauh Puri Klod, tujuan Anda ada di sebelah kanan.

CANDI PAWON


Candi Pawon merupakan candi yang terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Mendut dan Borobudur. Candi yang berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat dan sebuah bilik di dalamnya ini berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan Candi Mendut. Letak Candi Pawon cukup tersembunyi, dikelilingi rumah penduduk. Tersusun dari batuan vulkanik dengan perpaduan gaya bangunan Hindu Jawa kuno dan India, serta kemiripan corak ragam hias dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur, para ahli sepakat bahwa ketiga candi ini dibangun pada abad yang sama. Hal ini dipertegas dengan Prasasti Kayumwungan atau Prasasti Karangtengah yang bertanggal 26 Mei 824 Masehi.kata pawon sendiri memiliki beragam makna dan penafsiran. Dalam Bahasa Jawa kata pawon berarti dapur atau tempat yang biasa digunakan untuk memasak. J.G. de Casparis mengatakan bahwa kata pawon berasal dari kata perawuan atau perabuan. Sedangkan penduduk sekitar mengungkapkan bahwa kata pawon berasal dari pawuan yang berarti tempat pembuangan atau pembakaran sampah. Semua kata tersebut merujuk pada satu hal yakni adanya api atau proses pembakaran di Candi Pawon. Entah hipotesis mana yang benar, namun di dalam bilik candi terdapat 6 lubang angin yang bisa berfungsi sebagai tempat keluarnya asap hasil pembakaran. Lubang angin ini tentu saja menjadi pembeda arsitektur Candi Pawon dengan candi-candi lain yang biliknya tertutup rapat. Selain dinamakan Candi Pawon, penduduk lokal juga menyebutnya dengan nama Candi Brajanalan yang berasal dari kata vajra (halilintar) dan anala (api). 

CANDI MENDUT

Beragam peninggalan yang mencerminkan kejayaan dan kemegahan masa lalu tersebar di berbagai penjuru nusantara. Salah satu sisa kemegahan masa lalu adalah Candi Mendut yang terletak sekitar 3 km arah timur dari Borobudur. Prasasti Kayumwungan yang ditemukan di Karangtengah menyebutkan bahwa Candi Mendut dibangun oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra. Candi berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat yang dihiasi stupa-stupa kecil ini dibangun lebih dulu daripada Pawon dan Candi Borobudur yang terletak dalam satu garis lurus. Berbeda dengan Candi Borobudur yang menghadap ke arah matahari terbit, maka pintu masuk Candi Mendut menghadap ke arah barat.

CANDI TARA

Candi Tara, Candi yang terletak di Kalibening, Kalasan ini dibangun oleh konseptor yang sama dengan Borobudur, yaitu Rakai Panangkaran. Karena letaknya di daerah Kalasan, maka candi ini lebih dikenal dengan nama Candi Kalasan.
Selesai dibangun pada tahun 778 M, Candi Tara menjadi candi Budha tertua di Yogyakarta. Candi yang berdiri tak jauh dari Jalan Yogya Solo ini dibangun sebagai penghargaan atas perkawinan Pancapana dari Dinasti Sanjaya dengan Dyah Pramudya Wardhani dari Dinasti Syailendra. Selain sebagai hadiah perkawinan, candi itu juga merupakan tanggapan usulan para raja untuk membangun satu lagi bangunan suci bagi Dewi Tara dan biara bagi para pendeta.
Candi Tara adalah bangunan berbentuk dasar bujur sangkar dengan setiap sisi berukuran 45 meter dan tinggi 34 meter. Bangunan candi secara vertikal terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Bagian kaki candi adalah sebuah bangunan yang berdiri di alas batu berbentuk bujur sangkar dan sebuah batu lebar. Pada bagian itu terdapat tangga dengan hiasan makara di ujungnya. Sementara, di sekeliling kaki candi terdapat hiasan sulur-suluran yang keluar dari sebuah pot.
Tubuh candi memiliki penampilan yang menjorok keluar di sisi tengahnya. Di bagian permukaan luar tubuh candi terdapat relung yang dihiasi sosok dewa yang memegang bunga teratai dengan posisi berdiri. Bagian tenggaranya memiliki sebuah bilik yang di dalamnya terdapat singgasana bersandaran yang dihiasi motif singa yang berdiri di atas punggung gajah. Bilik tersebut dapat dimasuki dari bilik penampil yang terdapat di sisi timur.
Bagian atap candi berbentuk segi delapan dan terdiri dari dua tingkat. Sebuah arca yang melukiskan manusia Budha terdapat pada tingkat pertama sementara pada tingkat kedua terdapat arca yang melukiskan Yani Budha. Bagian puncak candi berupa bujur sangkar yang melambangkan Kemuncak Semeru dengan hiasan stupa-stupa. Pada bagian perbatasan tubuh candi dengan atap candi terdapat hiasan bunga makhluk khayangan berbadan kerdil disebut Gana.
Bila anda mencermati detail candi, anda juga akan menjumpai relief-relief cantik pada permukaannya. Misalnya relief pohon dewata dan awan beserta penghuni khayangan yang tengah memainkan bunyi-bunyian. Para penghuni khayangan itu membawa rebab, kerang dan camara. Ada pula gambaran kuncup bunga, dedaunan dan sulur-suluran. Relief di Candi Tara memiliki kekhasan karena dilapisi dengan semen kuno yang disebut Brajalepha, terbuat dari getah pohon tertentu.
Di sekeliling candi terdapat stupa-stupa dengan tinggi sekitar 4,6 m berjumlah 52 buah. Meski stupa-stupa itu tak lagi utuh karena bagiannya sudah tak mungkin dirangkai utuh, anda masih bisa menikmatinya. Mengunjungi candi yang sejarah berdirinya diketahui berdasarkan Prasasti Candi yang berhuruf Panagari ini, anda akan semakin mengakui kehebatan Rakai Panangkaran yang bahkan sempat membangun bangunan suci di Thailand.
Candi ini juga menjadi bukti bahwa pada masa lalu telah ada upaya untuk merukunkan pemeluk agama satu dengan yang lain. Terbukti, Panangkaran yang beragama Hindu membangun Candi Tara atas usulan para pendeta Budha dan dipersembahkan bagi Pancapana yang juga beragama Budha. Candi ini pulalah yang menjadi salah satu bangunan suci yang menginspirasi Atisha, seorang Budhis asal India yang pernah mengunjungi Borobudur dan menyebarkan Budha ke Tibet.
 

CANDI SAMBISARI



Sambisari  berdiri megah di Dusun Sambisari, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, 10 kilometer dari pusat kota Yogyakarta.
Candi Sambisari diperkirakan dibangun antara tahun 812 - 838 M, kemungkinan pada masa pemerintahan Rakai Garung. Kompleks candi terdiri dari 1 buah candi induk dan 3 buah candi pendamping. Terdapat 2 pagar yang mengelilingi kompleks candi, satu pagar telah dipugar sempurna, sementara satu pagar lainnya hanya ditampakkan sedikit di sebelah timur candi. Masih sebagai pembatas, terdapat 8 buah lingga patok yang tersebar di setiap arah mata angin.
Bangunan candi induk cukup unik karena tidak mempunyai alas seperti candi di Jawa lainnya. Kaki candi sekaligus berfungsi sebagai alas sehingga sejajar dengan tanah. Bagian kaki candi dibiarkan polos, tanpa relief atau hiasan apapun. Beragam hiasan yang umumnya berupa simbar baru dijumpai pada bagian tubuh hingga puncak candi bagian luar. Hiasan itu sekilas seperti motif-motif batik.
Menaiki tangga pintu masuk candi induk, anda bisa menjumpai hiasan berupa seekor singa yang berada dalam mulut makara (hewan ajaib dalam mitologi Hindu) yang menganga. Figur makara di Sambisari dan merupakan evolusi dari bentuk makara di India yang bisa berupa perpaduan gajah dengan ikan atau buaya dengan ekor yang membengkok.
Selasar selebar 1 meter akan dijumpai setelah melewati anak tangga terakhir pintu masuk candi induk. Mengelilinginya, anda akan menjumpai 3 relung yang masing-masing berisi sebuah arca. Di sisi utara, terdapat arca Dewi Durga (isteri Dewa Siwa) dengan 8 tangan yang masing-masing menggenggam senjata. Sementara di sisi timur terdapat Arca Ganesha (anak Dewi Durga). Di sisi selatan, terdapat arca Agastya dengan aksamala (tasbih) yang dikalungkan di lehernya.
Memasuki bilik utama candi induk, bisa dilihat lingga dan yoni berukuran cukup besar, kira-kira 1,5 meter. Keberadaannya menunjukkan bahwa candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa. Lingga dan yoni di bilik candi induk ini juga dipakai untuk membuat air suci. Biasanya, air diguyurkan pada lingga dan dibiarkan mengalir melewati parit kecil pada yoni, kemudian ditampung dalam sebuah wadah.
Keluar dari candi induk dan menuju ke barat, anda bisa melihat ketiga candi perwara (pendamping) yang menghadap ke arah berlawanan. Ada dugaan bahwa candi perwara ini sengaja dibangun tanpa atap sebab ketika penggalian tak ditemukan batu-batu bagian atap. Bagian dalam candi perwara tengah memiliki lapik bujur sangkar yang berhias naga dan padmasana (bunga teratai) berbentuk bulat cembung di atasnya. Kemungkinan, padmasana dan lapik dipakai sebagai tempat arca atau sesajen.
Bila telah puas menikmati keindahan candi, anda bisa menuju ke ruang informasi. Beberapa foto yang menggambarkan lingkungan sawah Karyowinangun sebelum digali dan kondisi awal candi ketika ditemukan bisa ditemui. Ada pula foto-foto tentang proses penggalian dan rekonstruksi candi yang berjalan puluhan tahun, termasuk foto benda-benda lain yang ditemukan selama penggalian, berupa arca dari perunggu yang kini disimpan di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.
Keindahan Candi Sambisari yang kini bisa kita nikmati merupakan hasil kerja keras para arkeolog selama 21 tahun. Candi yang semula mirip puzzle raksasa, sepotong demi sepotong disusun kembali demi lestarinya satu lagi warisan kebudayaan agung di masa silam.

ISTANA RATU BOKO



Istana Ratu Boko adalah sebuah bangunan megah yang dibangun pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra. Istana yang awalnya bernama Abhayagiri Vihara (berarti biara di bukit yang penuh kedamaian) ini didirikan untuk tempat menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Berada di istana ini, anda bisa merasakan kedamaian sekaligus melihat pemandangan kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.
Istana ini terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Areal istana seluas 250.000 m2 terbagi menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.
Bila masuk dari pintu gerbang istana, anda akan langsung menuju ke bagian tengah. Dua buah gapura tinggi akan menyambut anda. Gapura pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua memiliki 5 pintu. Bila anda cermat, pada gapura pertama akan ditemukan tulisan 'Panabwara'. Kata itu, berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yang mengambil alih istana. Tujuan penulisan namanya adalah untuk melegitimasi kekuasaan, memberi 'kekuatan' sehingga lebih agung dan memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan utama.
Sekitar 45 meter dari gapura kedua, anda akan menemui bangungan candi yang berbahan dasar batu putih sehingga disebut Candi Batu Putih. Tak jauh dari situ, akan ditemukan pula Candi Pembakaran. Candi itu berbentuk bujur sangkar (26 meter x 26 meter) dan memiliki 2 teras. Sesuai namanya, candi itu digunakan untuk pembakaran jenasah. Selain kedua candi itu, sebuah batu berumpak dan kolam akan ditemui kemudian bila anda berjalan kurang lebih 10 meter dari Candi Pembakaran.
Sumur penuh misteri akan ditemui bila berjalan ke arah tenggara dari Candi Pembakaran. Konon, sumur tersebut bernama Amerta Mantana yang berarti air suci yang diberikan mantra. Kini, airnya pun masih sering dipakai. Masyarakat setempat mengatakan, air sumur itu dapat membawa keberuntungan bagi pemakainya. Sementara orang-orang Hindu menggunakannya untuk Upacara Tawur agung sehari sebelum Nyepi. Penggunaan air dalam upacara diyakini dapat mendukung tujuannya, yaitu untuk memurnikan diri kembali serta mengembalikan bumi dan isinya pada harmoni awalnya. YogYES menyarankan anda berkunjung ke Candi Prambanan sehari sebelum Nyepi jika ingin melihat proses upacaranya.
Melangkah ke bagian timur istana, anda akan menjumpai dua buah gua, kolam besar berukuran 20 meter x 50 meter dan stupa Budha yang terlihat tenang. Dua buah gua itu terbentuk dari batuan sedimen yang disebut Breksi Pumis. Gua yang berada lebih atas dinamakan Gua Lanang sedangkan yang berada di bawah disebut Gua Wadon. Persis di muka Gua Lanang terdapat sebuah kolam dan tiga stupa. Berdasarkan sebuah penelitian, diketahui bahwa stupa itu merupakan Aksobya, salah satu Pantheon Budha.
Meski didirikan oleh seorang Budha, istana ini memiliki unsur-unsur Hindu. Itu dapat dilihat dengan adanya Lingga dan Yoni, arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan "Om Rudra ya namah swaha" sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang merupakan nama lain Dewa Siwa. Adanya unsur-unsur Hindu itu membuktikan adanya toleransi umat beragama yang tercermin dalam karya arsitektural. Memang, saat itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.
Sedikit yang tahu bahwa istana ini adalah saksi bisu awal kejayaan di tanah Sumatera. Balaputradewa sempat melarikan diri ke istana ini sebelum ke Sumatera ketika diserang oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa memberontak karena merasa sebagai orang nomor dua di pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno akibat pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudhawardani (saudara Balaputradewa. Setelah ia kalah dan melarikan diri ke Sumatera, barulah ia menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.
Sebagai sebuah bangunan peninggalan, Istana Ratu Boko memiliki keunikan dibanding peninggalan lain. Jika bangunan lain umumnya berupa candi atau kuil, maka sesuai namanya istana ini menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal. Itu ditunjukkan dari adanya bangunan berupa tiang dan atap yang terbuat dari bahan kayu, meski kini yang tertinggal hanya batur-batur dari batu saja. Telusurilah istana ini, maka anda akan mendapatkan lebih banyak lagi, salah satunya pemandangan senja yang sangat indah. Seorang turis asal Amerika Serikat mengatakan, "Inilah senja yang terindah di bumi."

CANDI IJO

 
Menyusuri jalan menuju bagian selatan kompleks Istana Ratu Boko adalah sebuah perjalanan yang mengasyikkan, terutama bagi penikmat wisata budaya. Bagaimana tidak, bangunan candi di sana bertebaran bak cendawan di musim hujan. Satu diantaranya yang belum banyak menjadi perbincangan adalah Candi Ijo, sebuah candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.
Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Teras pertama sekaligus halaman menuju pintu masuk merupakan teras berundak yang membujur dari barat ke timur. Bangunan pada teras ke-11 berupa pagar keliling, delapan buah lingga patok, empat bangunan yaitu candi utama, dan tiga candi perwara. Peletakan bangunan pada tiap teras didasarkan atas kesakralannya. Bangunan pada teras tertinggi adalah yang paling sakral.
Ragam bentuk seni rupa dijumpai sejak pintu masuk bangunan yang tergolong candi Hindu ini. Tepat di atas pintu masuk terdapat kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya. Motif kepala ganda dan atributnya yang juga bisa dijumpai pada candi Buddha menunjukkan bahwa candi itu adalah bentuk akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha. Beberapa candi yang memiliki motif kala makara serupa antara lain Ngawen, Plaosan dan Sari.
Ada pula arca yang menggambarkan sosok perempuan dan laki-laki yang melayang dan mengarah pada sisi tertentu. Sosok tersebut dapat mempunyai beberapa makna. Pertama, sebagai suwuk untuk mngusir roh jahat dan kedua sebagai lambang persatuan Dewa Siwa dan Dewi Uma. Persatuan tersebut dimaknai sebagai awal terciptanya alam semesta. Berbeda dengan arca di Candi Prambanan, corak naturalis pada arca di Candi Ijo tidak mengarah pada erotisme.
Menuju bangunan candi perwara di teras ke-11, terdapat sebuah tempat seperti bak tempat api pengorbanan (homa). Tepat di bagian atas tembok belakang bak tersebut terdapat lubang-lubang udara atau ventilasi berbentuk jajaran genjang dan segitiga. Adanya tempat api pengorbanan merupakan cermin masyarakat Hindu yang memuja Brahma. Tiga candi perwara menunjukkan penghormatan masyarakat pada Hindu Trimurti, yaitu Brahma, Siwa, dan Whisnu.
Salah satu karya yang menyimpan misteri adalah dua buah prasasti yang terletak di bangunan candi pada teras ke-9. Salah satu prasasti yang diberi kode F bertuliskan Guywan atau Bluyutan berarti pertapaan. Prasasti lain yang terbuat dari batu berukuran tinggi 14 cm dan tebal 9 cm memuat mantra-mantra yang diperkirakan berupa kutukan. Mantra tersebut ditulis sebanyak 16 kali dan diantaranya yang terbaca adalah "Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa." Bisa jadi, kedua prasasti tersebut erat dengan terjadinya peristiwa tertentu di Jawa saat itu. Apakah peristiwanya? Hingga kini belum terkuak.
Mengunjungi candi ini, anda bisa menjumpai pemandangan indah yang tak akan bisa dijumpai di candi lain. Bila menghadap ke arah barat dan memandang ke bawah, anda bisa melihat pesawat take off dan landing di Bandara Adisutjipto. Pemandangan itu bisa dijumpai karena Pegunungan Seribu tempat berdiri candi ini menjadi batas bagian timur bandara. Karena keberadaan candi di pegunungan itu pula, landasan Bandara Adisutjipto tak bisa diperpanjang ke arah timur.
Setiap detail candi menyuguhkan sesuatu yang bermakna dan mengajak penikmatnya untuk berefleksi sehingga perjalanan wisata tak sekedar ajang bersenang-senang. Adanya banyak karya seni rupa hebat tanpa disertai nama pembuatnya menunjukkan pandangan masyarakat Jawa saat itu yang lebih menitikberatkan pada pesan moral yang dibawa oleh suatu karya seni, bukan si pembuat atau kemegahan karya seninya.

CANDI BOROBUDUR

 
Jauh sebelum Angkor Wat berdiri di Kamboja dan katedral-katedral agung ada di Eropa, Candi Borobudur telah berdiri dengan gagah di tanah Jawa. Bangunan yang disebut UNESCO sebagai monumen dan kompleks stupa termegah serta terbesar di dunia ini ramai dikunjungi oleh peziarah pada pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11. Umat Buddha yang ingin mendapatkan pencerahan berduyun-duyun datang dari India, Kamboja, Tibet, dan China. Tidak hanya megah dan besar, dinding Candi Borobudur dipenuhi pahatan 2672 panel relief yang jika disusun berjajar akan mencapai panjang 6 km! Hal ini dipuji sebagai ansambel relief Buddha terbesar dan terlengkap di dunia, tak tertandingi dalam nilai seni.
Relief yang terpahat di dinding candi terbagi menjadi 4 kisah utama yakni Karmawibangga, Lalita Wistara, Jataka dan Awadana, serta Gandawyuda. Selain mengisahkan tentang perjalanan hidup Sang Buddha dan ajaran-ajarannya, relief tersebut juga merekam kemajuan masyarakat Jawa pada masa itu. Bukti bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia adalah pelaut yang ulung dan tangguh dapat dilihat pada 10 relief kapal yang ada. Salah satu relief kapal dijadikan model dalam membuat replika kapal yang digunakan untuk mengarungi The Cinnamon Route dari Jawa hingga benua Afrika. Saat ini replika kapal yang disebut sebagai Kapal Borobudur itu disimpan di Museum Samudra Raksa.
Untuk mengikuti alur jalinan kisah yang terpahat pada dinding candi, pengunjung harus berjalan mengitari candi searah jarum jam atau yang dikenal dengan istilah pradaksina. Masuk melalui pintu timur, berjalan searah jarum jam agar posisi candi selalu ada di sebelah kanan, hingga tiba di tangga timur dan melangkahkan kaki naik ke tingkat berikutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga semua tingkat terlewati dan berada di puncak candi yang berbentuk stupa induk. Sesampainya di puncak, layangkanlah pandangan ke segala arah maka akan terlihat deretan Perbukitan Menoreh, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu yang berdiri tegak mengitari candi. Gunung dan perbukitan tersebut seolah-olah menjadi penjaga yang membentengi keberadaan Candi Borobudur.
Berdasarkan prasasti Kayumwungan yang bertanggal 26 Mei 824, Candi Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga antara abad ke-8 hingga abad ke-9, berbarengan dengan Mendut dan Pawon. Proses pembangunan berlangsung selama 75 tahun di bawah kepemimpinan arsitek Gunadarma. Meski belum mengenal komputer dan peralatan canggih lainnya, Gunadarma mampu menerapkan sistem interlock dalam pembangunan candi. Sebanyak 60.000 meter kubik batu andesit yang berjumlah 2.000.000 balok batu yang diusung dari Sungai Elo dan Progo dipahat dan dirangkai menjadi puzzle raksasa yang menutupi sebuah bukit kecil hingga terbentuk Candi Borobudur.
Borobudur tidak hanya memiliki nilai seni yang teramat tinggi, karya agung yang menjadi bukti peradaban manusia pada masa lalu ini juga sarat dengan nilai filosofis. Mengusung konsep mandala yang melambangkan kosmologi alam semesta dalam ajaran Buddha, bangunan megah ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni dunia hasrat atau nafsu (Kamadhatu), dunia bentuk (Rupadhatu), dan dunia tanpa bentuk (Arupadhatu). Jika dilihat dari ketinggian, Candi Borobudur laksana ceplok teratai di atas bukit. Dinding-dinding candi yang berada di tingkatan Kamadatu dan Rupadatu sebagai kelopak bunga, sedangkan deretan stupa yang melingkar di tingkat Arupadatu menjadi benang sarinya. Stupa Induk melambangkan Sang Buddha, sehingga secara utuh Borobudur menggambarkan Buddha yang sedang duduk di atas kelopak bunga teratai.
Menikmati kemegahan Candi Borobudur tidak hanya cukup dengan berjalan menyusuri lorong dan naik ke tingkat teratas candi. Satu hal yang jangan dilewatkan adalah menyaksikan Borobudur Sunrise dan Borobudur Sunset dari atas candi. Siraman cahaya mentari pagi yang menerpa stupa dan arca Buddha membuat keagungan dan kemegahan candi lebih terasa. Sedangkan berdiri di puncak candi di kala senja bersama deretan stupa dan menyaksikan sinar matahari yang perlahan mulai lindap akan menciptakan perasaan tenang dan damai.

CANDI PRAMBANAN

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.
Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi.